BOOKING TIKET PESAWAT

Perkiraan investasi untuk bandara alternatif masih harus menunggu studi JICA

Perkiraan investasi untuk bandara alternatif masih harus menunggu studi JICA. Info sangat penting tentang Perkiraan investasi untuk bandara alternatif masih harus menunggu studi JICA. Mengungkap fakta-fakta istimewa mengenai Perkiraan investasi untuk bandara alternatif masih harus menunggu studi JICA

Bambang menambahkan, konsep multi bandara ini juga biasa diterapkan kota-kota megapolitan lainnya di dunia untuk mengatasi kelebihan kapasitas jumlah penumpang, seperti di Jepang yang mempunyai dua bandara komersial yakni Bandara Narita dan Fukuoka. "Bandara alternatif tersebut terhubung secara baik melalui berbagai moda transportasi seperti jalan tol atau kereta bandara," katanya. Namun, Bambang enggan merinci perkiraan investasi untuk bandara alternatif tersebut karena masih harus menunggu studi JICA. Ia juga mengakui, Bandara Soekarno-Hatta dalam rencana induk awal plan awal yang telah ditentukan pemerintah pada 1986 akan dbangun empat landasan pacu (runway). Saat ini telah dibangun dua runway, sehingga kedepan, pemerintah akan membangun kembali dua landasan pacu. "Kapasitas dua runway yang telah ada tersebut maksimal 52 frekuensi penerbangan perjamnya, dengan dibangunnya dua runway lagi maka diharapkan kapasitas frekuensi penerbangan saat ini bisa tercukupi," katanya. Majalah Otomotif Online. Kotabumi. Lampung Utara. Sementara itu Direktur Operasi Tehnik Angkasa Pura II Salahudin Rafi memperkirakan tahun ini jumlah penumpang meningkat hingga 14 persen karena banyak maskapai menambah jumlah pesawatnya tahun ini. "Untuk itu memang dibutuhkan multi bandara sebagai alternatif," demikian Rafi. Pada Selasa 11 Januari 2011 kemarin, PT. Sky Aviation telah menandatangani kesepakatan pembelian lima unit pesawat terbang jenis Fokker 50. Menurut jadwal, 5 pesawat baru yang dibeli Sky Aviation ini akan tiba secara bertahap pada Februari, Maret, dan Juni 2011. Kelima pesawat tersebut akan digunakan untuk pelayanan penerbangan perintis pada rute Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dan juga untuk pengembangan layanan penerbangan dari dan ke Banyuwangi, Jawa Timur. Maskapai penerbangan PT Sky Aviation, Selasa (11/1/2011) di Nusa Dua, Bali, mencapai kesepakatan perjanjian jual beli lima unit pesawat jenis Fokker 50. Dengan pesawat-pesawat itu, rencananya Sky Aviation akan membuka penerbangan perintis di sejumlah wilayah di Pulau Sumatera, antara lain di Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, dan mengembangkan layanan penerbangan dari dan ke Banyuwangi, Jawa Timur. Pembelian itu dicapai lewat kesepakatan jual-beli antara Sky Aviation-Fokker yang dibiayai Stansted Aircraft Finance Ltd khusus untuk pembelian tiga unit pesawat, serta dua lainnya masih dalam bentuk letter of intent melalui Mass Lease BV. Pihak Sky Aviation diwakili Chairman PT Sky Aviation, Yusuf Ardhi, sementara dari Fokker hadir Regional Director of Fokker Service Asia, Michael Cole. Hadir pula Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf dan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. "Pesawat pertama rencananya akan kami terima Februari mendatang. Ini menjadi hari bersejarah bagi Sky Aviation," kata Ardhi, seusai penandatanganan. Penyerahan selanjutnya akan dilakukan pada bulan Maret sebanyak tiga pesawat dan satu pesawat lagi pada bulan Juni. Tidak disebut secara eksplisit nilai investasi pembelian lima pesawat itu. Menurut Sales Manager Sky Aviation, di pasaran harga satu unit pesawat Fokker 50 senilai Rp 20-25 miliar. Ardhi yang juga Chief Executive Officer Petroneks Energy -induk perusahaan Sky Aviation- menyatakan keseriusannya mengembangkan Sky Aviation, baik dalam penerbangan regular maupun carter. Dua Fokker 50 itu rencananya akan digunakan untuk melayani penerbangan perintis ke sejumlah wilayah di Sumatera dengan dua homebase, yakni Tanjung Pinang dan Kota Medan.


BOOKING TIKET PESAWAT
Powered By : Blogger